TajukPolitik – Rocky Gerung sebut kapasitas birokrasi, kabinet, presiden dan para penegak hukum sangat rapuh lantaran kecolongan atas tindakan korupsi yang dilakukan oleh Surya Darmadi (SD) alias Apeng .
Seperti yang diketahui, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan Bupati Kabupaten Indragiri, Raja Thamsir Rahman (RTR) dan bos PT Duta Palma Group, Apeng sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam kegiatan pelaksanaan yang dilakukan PT Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.
Menjadi korupsi terbesar sepanjang sejarah dengan merugikan negara yaitu Rp 78 triliun, Rocky Gerung menilai bahwa itu memang sangat fantastis.
Dan menurutnya, bisa saja masih ada korupsi yang lebih besar lagi di belakang kasus Apeng.
“Karena jalurnya memang tersedia, dan itu kita kritik bahwa Presiden Jokowi di periode kedua itu berteriak ‘saya akan memimpin langsung pemberantasan korupsi dalam kurung saya akan meloloskan mereka pergi ke Singapura,” kata Rocky Gerung dikutip dari kanal YouTube pribadinya (Rocky Gerung Official), Rabu (3/8/2022).
Tidak dipungkiri Rocky Gerung bahwa di era masa pemerintahan Presiden Jokowi, korupsi seperti ‘dibiarkan’ saja.
Apalagi menurutnya, Apeng mengintai dengan benar dalam artian bisa membuat kalkulasi ekonomi politik yang tepat.
“Jadi mana mungkin tidak tercium dari awal gelagat semacam ini kan. Jadi, apa kita masuk dalam permissivness yang betul-betul membolehkan semua orang untuk beredar di semua politik karena dia punya uang,” beber Rocky Gerung.
“Kan yang terjadi begitu. Diincar si Apeng ini dan dimasukkan dalam semua proyek karena dia mampu kasi cashback, nyogok segala macam, pada akhirnya dia merasa dia diijinkan, maka dia lakukan hal yang lebih gila lagi tuh,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebutkan bahwa ide dari Apeng untuk melakukan korupsi besar karena kemampuannya melihat buruknya birokrasi, kabinet dan pengawasan dari pemerintah.
Kendati demikian, ia menilai meskipun kita ingin marah karena tindakan Apeng, tapi perlu juga untuk mengoreksi diri sendiri.
“Karena dibiarkan bersangkutan beredar masuk keluar kalangan istana, terus terlibat dalam pembiayaan macam-macam. Jadi dia merasa ‘oke memang begini'” tutur Rocky Gerung.
“Jadi memang memanfaatkan suasana politik dan pelemahan-pelemahan institusi yang diinisisai oleh Pak Jokowi. Saya mau sebutkan diinisiasi karena Pak Jokowi yang melemahkan KPK,” tambah Rockty Gerung.
KPK sebagai lembaga yang menangani langsung tindakan korupsi, diakui Rocky Gerung hanya sebuah peralatan dari presiden.