Tajukpolitik – Partai Demokrat menilai salaman dan tegur sapa antara Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, di Istana Negara hanya formalitas semata tanpa makna.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman di Bentara Budaya, Senin (26/2).
Momen salaman tersebut menjadi kali pertama sejak kisruh perebutan Partai Demokrat pada awal 2021 silam. Keduanya bertemu pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara pada Senin (26/2).
“Salaman formalitas, salaman tanpa makna,” ujar Benny.
Namun, anggota Komisi III DPR itu tetap mendesak Moeldoko untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Menurut dia, langkah itu perlu untuk menunjukkan sikap kenegarawanan Moeldoko.
Benny menilai Moeldoko tetap bersalah kepada Partai Demokrat. Bukan saja secara politik namun juga hukum.
“Pak Moeldoko itu harus menunjukkan sikap kenegarawanan ya bahwa apa yang dialkukan salah dan salahnya itu bukan karena politik tapi salah karena hukum, iya kan?” tutur Benny.
Benny menilai permintaan maaf Moeldoko juga penting agar kabinet berjalan harmonis. Permintaan maaf terutama penting ditujukan kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Agar kebersamaan itu indah ya kan, kebersamaan itu indah di kabinet sebaiknya Moeldoko menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Pak SBY dan juga kepada Mas AHY ya,” ucap Benny.
Hubungan Moeldoko dengan AHY menjadi sorotan publik setelah reshuffle kabinet lewat penunjukkan AHY sebagai Menteri ATR/BPN.
Hal itu dikarenakan Moeldoko sempat mengkudeta AHY lewat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat. Moeldoko ditunjuk sebagai ketua umum oleh kader-kader yang kecewa atas kepemimpinan AHY.
Namun, PTUN telah menolak banding upaya pengambilalihan Partai Demokrat di bawah AHY. Sehingga, AHY kini masih tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.