TajukPolitik – Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan pihaknya terbuka apabila Partai NasDem ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran.
Namun demikian, Herzaky menegaskan bahwa keputusan bergabung ke dalam kabinet adalah sepenuhnya hak presiden terpilih.
“Kalau kami terbuka ya, tetapi bagaimanapun keputusan untuk bergabung dengan kabinet itu sepenuhnya hak prerogatif dari Pak Presiden, yaitu Pak Prabowo, ya,” kata Herzaky kepada wartawan, Senin (19/2).
Herzaky menjelaskan, sebagai bagian dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo seringkali meminta masukan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan berdiskusi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Tentunya kami sebagai bagian dari koalisi, Pak Prabowo sering kali, bukan sering sekali ya, seringkali memang minta masukan Pak SBY, mendiskusikan dengan Mas AHY selaku ketua umum, ya tentunya kalau kami diminta pendapat tentu kalau dari kami menyambut positif, menyambut baik,” ujar Herzaky.
Herzaky menuturkan, untuk membangun bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan, banyak kekuatan elemen untuk saling bergandengan tangan.
“Pilpres telah berlalu, ya, sudahlah gitu. Itu, kan, pertikaian, pilpres namanya kontestasi satu hal yang wajar gitu. Tapi setelah kontestasi, kita kembali bersama, kita bersaudara, inget Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda, tapi satu,” pungkasnya.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Negara,
Tak pelak pertemuan antara dua tokoh politik itu memunculkan spekulasi tentang kemungkinan NasDem bergabung ke kubu Prabowo Subianto yang secara de facto merupakan representasi keberlanjutan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Indikasi itu menguat karena Surya Paloh juga tidak melakukan koordinasi dengan partai politik di Koalisi Perubahan yang pada pemungutan suara beberapa waktu lalu mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Bendahara Umum partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Sahroni mengatakan bahwa pertemuan tersebut hanyalah silahturahmi biasa antara dua tokoh Negara.
“Iya, dipanggil pak Presiden, silahturahmi biasa aja. Jam 18.00 WIB rencananya,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Minggu (18/2/2024).
Di sisi lain, Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden Ari Dwipayana membenarkan adanya pertemuan antara Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, pada malam ini, Minggu (18/2).
“Ya, betul. Presiden menerima Bapak Surya Paloh malam ini di Istana Merdeka,” ujar Ari , Minggu (18/2).
Ari mengungkapkan bahwa sebelumnya Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang menyampaikan permohonan untuk menghadap Kepala Negara lebih dahulu.
Oleh sebab itu, dia melanjutkan bahwa sebagai tanggapan atas permohonan tersebut, orang nomor satu di Indonesia itu mengalokasikan waktu untuk menerima Surya Paloh pada malam hari, Minggu (18/2/2024) di Istana Merdeka.
Dia melanjutkan bahwa pertemuan antara kedua tokoh tersebut telah dan memakan waktu sekitar 1 jam. Pembicaraan berfokus pada agenda-agenda kebangsaan.
Menurutnya, seperti yang disampaikan Presiden Ke-7 RI beberapa waktu yang lalu bahwa silaturahmi dengan tokoh bangsa atau dengan tokoh politik akan selalu memiliki maksud yang sangat baik, apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara.
“Silaturahmi membicarakan agenda agenda kebangsaan, menghadapi berbagai tantangan global, termasuk hal-hal yang terkait dinamika politik dan pemilu,” pungkas Ari.
Ari juga mengungkapkan bahwa Surya Paloh terlebih dahulu menyampaikan permohonan untuk menghadap Jokowi. Merespons permohonan itu, menurut Ari, Jokowi pun mengalokasikan waktu untuk pertemuan malam ini.