TajukPolitik – Partai Golkar meradang akibat Fahri Hamzah menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bohong-bohongan.
“Fahri Hamzah itu tidak ngerti soal Koalisi Indonesia Baru (KIB). Cara pandang politiknya masih konvensional dan cenderung kuno bahwa koalisi itu hanya disatukan karena figur yang populer dan duit,” ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).
Ace menyebut Fahri Hamzah terlalu pragmatis. Cara pandang seperti itu, kata Ace, mencerminkan Fahri Hamzah adalah aktivis politik yang idealis.
“Saya ambil contoh dari partai yang didirikannya, Partai Gelora, itu dimulai dari tokoh-tokoh yang populer, lalu membuat partai. Kan pasti kesamaan gagasan perjuangan. Dari chemistry yang sama,” tutur Ace.
KIB, jelas Ace, diinisiasi oleh Golkar, PPP, dan PAN karena kesamaan gagasan dan ide. Selain itu, chemistry di antara ketiga partai itu disebut sama.
“Oleh karena itu, lebih baik Bung Fahri fokus saja memikirkan bagaimana agar partai yang didirikan lolos untuk mengikuti pemilu. Kalau kami tidak perlu lagi berpikir untuk mengikuti pemilu. Kita sudah bicara soal capres, he-he-he…,” lanjutnya.
Sebelumnya, Fahri Hamzah menanggapi terbentuknya KIB. Ia menyebut KIB hanya bohong-bohongan.
Pernyataan Fahri itu diucapkan dalam acara Adu Perspektif yang disiarkan oleh detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu (27/7). Mulanya, Fahri Hamzah mengkritik prosedur pencalonan presiden yang membingungkan.
“Nggak ada prosedur pencalonannya, tidak ada, ini membingungkan, membuat kita itu menunggu last minute,’ ujar Fahri Hamzah.
“Dan last minute, itu sekali lagi, itu tentang deal siapa yang bisa ngongkosi. Sebab, dua saja pikirannya partai politik, siapa yang paling populer dan elektabilitas tertinggi dan siapa yang bisa bayar,” lanjut Fahri.
Menurut Fahri, keduanya hanya bisa ditentukan di detik-detik terakhir pencalonan. Kemudian Fahri menyinggung Koalisi Indonesia Bersatu yang sudah jauh-jauh hari terbentuk.
“Itu (deal soal pencalonan) hanya bisa dipertemukan di ujung (last minute). Sebab, mereka bergantung pada elektabilitas (bacapres) di ujung dan kemampuan bayar di ujung,” kata Fahri Hamzah.
“Kayak KIB ini nggak mungkin dong?” ujar host Adu Perspektif, Arie Putra.
“Nggak ada, ini bohong-bohongan, ini last minute, semua percaya saya,” jelas Fahri.