Tajukpolitik – Pengamat Politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengecam tuduhan dan fitnah yang dialami Prabowo Subianto terkait hoaks tampar Wamentan.
Dedi mengatakan itu merupakan propaganda yang murah dan memalukan martabat bangsa Indonesia.
Menurut Dedi, sosok yang menarasikan itu sudah terlampau jauh dari nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi.
“Sulit dipercaya informasi itu, terlalu kental nuansa propaganda dan upaya pembusukan nama Prabowo,” tegas Dedi, Selasa (19/9).
Dedi melanjutkan sepanas apapun kontestasi politik tidak seharusnya mengeluarkan fitnah yang memecah belah persatuan serta kesatuan bangsa dan negara. Itu bentuk nyata mempermalukan bangsa Indonesia itu sendiri.
“Sepanas apapun kontestasi, seharusnya tidak sampai pada propaganda murah dan memalukan,” kata Dedi.
Menurut Dedi, seliar-seliarnya Prabowo yang merupakan mantan prajurit tempur tidak mungkin melakukan hal sekerdil dan sehina itu.
Dedi menilai fitnah tersebut sudah sangat jelas memalukan Indonesia dan mencoreng demokrasi Indonesia.
“Tidak mungkin Prabowo lakukan hal memalukan di Istana,” tegas Dedi.
Ia mengimbau agar Prabowo mengusut informasi tersebut karena sangat jelas mencemarkan nama baik seseorang. Hal ini dilakukan agar kondisi politik Indonesia menjadi lebih baik dan kembali harmonis seperti sebelumnya.
“Semestinya, Prabowo perlu mengusut informasi yang sudah dipastikan mencemarkan nama baiknya, agar situasi politik kita lebih baik,” ungkap Dedi.
Untuk diketahui, Prabowo diserang hoaks tampar Wamentan awalnya disebarkan oleh akun media sosial YouTube Channel SewordTV dengan presenter mengenakan kaos simbol mata Banteng.
Narator Alifurrahman Asyari mengklaim mendengar kabar dari orang yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut bahwa menteri aktif di kabinet Presiden Jokowi mencekik dan menampar wakil menteri jelang rapat kabinet istana.
Kabar tersebut langsung ditepis oleh Kementerian Pertanian. Kementan menegaskan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi tidak menghadiri ratas di Istana mewakili Mentan dalam waktu 10 hari terakhir.
“Kami sudah cek agenda Wamentan dalam 10 hari terakhir, tidak ada agenda beliau hadir mengikuti Ratas di istana mewakili Bapak Mentan SYL,” kata Ketua Kelompok Substansi Pemberitaan dan Strakom, Setjen Kementan Arief Cahyono dalam keterangan persnya.