TajukPolitik – Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi mempersilakan Demokrat ajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bakal calon wakil presiden jika bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Dia mengatakan semuanya bisa dibicarakan bersama mitra koalisi. Viva bicara demikian sekaligus mengajak Partai Demokrat bergabung dalam koalisi.
“Kalau Partai Demokrat bergabung, tentunya PAN juga tidak bisa menolak seandainya Partai Demokrat mengajukan AHY sebagai calon wakil presiden,” kata Viva saat ditemui wartawan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (12/9).
Viva menjelaskan bahwa Koalisi Indonesia Maju bakal melakukan musyawarah mengenai bakal calon wakil presiden.
Seraya mengajak Demokrat bergabung, dia memastikan koalisi pendukung Prabowo Subianto penuh dengan rasa kekeluargaan.
“Nanti akan dibahas bersama-sama secara musyawarah mufakat kolektif. Pokoknya di Koalisi Indonesia Maju itu nyaman, aman terkendali penuh dengan rasa kekeluargaan,” jelas Viva.
Saat ini Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo Subianto belum menentukan bakal calon wakil presiden. Koalisi itu terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora dan Garuda.
Sementara itu, Partai Demokrat masih mencari mitra koalisi usai merasa dikhianati oleh Anies Baswedan dan NasDem yang membentuk kerja sama baru dengan PKB.
Demokrat mencabut dukungan dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Partai yang dipimpin oleh AHY itu akan mencari mitra koalisi baru yang lebih baik dan beretika.
Demokrat juga tidak akan mensyaratkan AHY sebagai calon wakil presiden dalam mencari mitra koalisi baru.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah memiliki keyakinan tinggi Partai Demokrat akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pemilu 2024.
Menurut Fahri, sosok Prabowo sebagai capres yang diusung KIM, memiliki kedekatan dengan banyak tokoh politik.
“Hanya ada masalah sedikit, saya kira itu residu dari zaman Habibie dengan SBY tapi itu tidak besar karena itu tidak ada masalah. Saya yakin Demokrat akan gabung dengan Prabowo. Feeling saya begitu,” kata Fahri seusai mengikuti peluncuran buku “Prabowo Subiato Sang Pemersatu Bangsa” di Jakarta, Senin (11/9/2023).
Tak hanya memiliki kedekatan pribadi, kata Fahri Hamzah, Partai Gerindra juga pernah menjadi partai politik penyeimbangan saat kepemimpinan SBY.
“Saat SBY menjadi presiden, Prabowo menjadi penyeimbangan yang baik. Saya rasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk para tokoh ini bersatu. Itu harapan kita. Supaya kita juga mengurangi konflik-konflik perasaan dan emosi yang menurut saya tidak penting,” ujarnya.
Terkait dengan cawapres pendamping Prabowo, Fahri Hamzah mengatakan dirinya tak berandai-andai Ketua Umum Partai Gerindra tersebut akan meminang AHY jika Demokrat merapat.
Namun menurutnya, siapapun yang menjadi pendamping Prabowo pasti membawa semangat rekonsiliasi.
“Itu yang saya bilang, siapa pun yang menjadi wakil Prabowo nanti sebaiknya adalah sosok yang mengikuti gagasan rekonsiliasi. Jadi bukan semata-mata perhitungan elektoral,” pungkasnya.