Minggu, 9 Maret, 2025

Tolak Balik Dukung Anies, Pilihan Logis Demokrat Merapat ke Ganjar dan Prabowo

TajukPolitik – Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengakui pilihan logis Demokrat paling realistis adalah bergabung ke koalisi Prabowo Subianto atau koalisi Ganjar Pranowo.

Syahrial mengatakan sulit untuk membentuk koalisi baru usai cabut dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

“Kondisi per saat ini, Demokrat rasanya, kembali lagi, akan lebih logis menghadapi keadaan dan kondisi ke depan terkait dengan Pilpres ini tadi, kondisi pada saat Senin kemarin kita mengambil satu langkah yang lebih jelas, di mana posisi kita saat ini sudah agaknya agak kurang memadai kalau bicara koalisi koalisi lain, walau opsi atau peluang itu ada,” kata Syahrial di acara Adu Perspektif seperti disiarkan detikcom bersama Total Politik, Rabu (6/9).

Syahrial menyebut pada Senin (4/9), AHY bersama 90 persen pengurus DPP Partai Demokrat melakukan rapat pleno dan fraksi Demokrat di DPR RI. Dia menyebut dalam rapat pleno itu diputuskan Demokrat akan memanfaatkan komunikasi yang ada dengan koalisi Prabowo dan Ganjar pranowo.

“Rasanya arah dari DPP adalah bagaimana kita memaksimalkan komunikasi yang sudah terbangun baik itu di tempat Bang Yandri (PAN) maupun di tempatnya PPP,” ucapnya.

Dia menyebut opsi yang paling logis saat ini yakni merapat ke Prabowo atau Ganjar. Dia mengakui sulit untuk membentuk koalisi baru dengan waktu yang sudah mepet.

“Artinya di tempatnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar, opsinya di situ. Agak sulit untuk kemudian berakselarasi dengan pembentukan koalisi baru di mana ada kerumitan-kerumitan dalam melaksanakan pembicaraan begitu,” ujar dia.

Sementara itu pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga meyakini Partai Demokrat tidak akan kembali lagi ke Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024. Langkah politik Demokrat bisa saja diarahkan dengan bergabung ke PDIP.

“Partai Demokrat bisa saja berkoalisi dengan PDIP. Peluang itu dapat terwujud bila Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mau melupakan masa lalu,” kata Jamiluddin Ritonga, Jumat (8/9).

Kemungkinan Demokrat dan PDIP berkoalisi sangat terbuka karena Megawati dan SBY mempunyai kepentingan yang sama. Keduanya sama-sama ingin menang di Pilpres 2024.

“Untuk itu, kedua tokoh ini kemungkinan bersatu untuk mengalahkan Prabowo dan Anies Baswedan. Kepentingan ini bisa saja mengalahkan persoalan pribadi mereka selama ini,” ujarnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini