Tajukpolitik – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, menyesalkan atas kejadian enam orang warga di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah yang dilaporkan meninggal dunia karena kelaparan.
“Kita sangat prihatin dengan krisis kelaparan yang dialami oleh masyarakat di Papua Tengah yang telah menyebabkan 6 orang meninggal dunia,” ucap Anwar, Kamis (3/8).
Anwar prihatin insiden serupa terjadi untuk yang kesekian kalinya di Papua. Pada bulan Agustus 2022 lalu ratusan warga di pegunungan Kabupaten Lanny Jaya pun menderita kelaparan hingga menewaskan setidaknya tiga orang.
“Hal ini tentu membuat kita bertanya-tanya, ada apa ini dan mengapa hal tersebut terulang lagi tahun ini? Apakah peristiwa yang terjadi tahun lalu itu tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk berjaga-jaga ketika terjadi cuaca ekstrem?” sesal Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Anwar berharap semua pihak terkhusus pemerintah untuk saling bahu membahu mencegah kembali terjadinya kasus yang memiriskan tersebut di Bumi Cendrawasih itu.
Sebab, lanjut Anwar, dalam konstitusi UUD 1945 Pasal 34 sangat tegas dinyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
“Untuk itu agar peristiwa serupa tidak terulang lagi maka kerjasama antara masyarakat dan pemerintah tidak hanya di tingkat lokal tapi juga di tingkat nasional,” pungkas Anwar.
Untuk diketahui, penyebab kelaparan di kawasan Papua Tengah, yakni Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi karena musim kemarau yang melanda.
Sebanyak 7.500 warga dari kedua distrik terdampak kelaparan, dan enam orang telah meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Ini bukan yang pertama kali Papua dilanda kelaparan saat musim kemarau.
Pada Agustus tahun lalu, ratusan warga di pegunungan Kabupaten Lanny Jaya menderita kelaparan sehingga setidaknya tiga orang tewas.
Penyebabnya pun sama, gagal panen yang terjadi akibat cuaca dingin saat musim kekeringan.