Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan pertemuan Fraksi PDIP dan PKB belum lama ini dimaknai sebagai upaya partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut untuk menggoyang pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pangi menyebut hal tersebut wajar saja dilakukan PDIP. Sebab, PDIP membutuhkan basis elektoral PKB sebagai salah satu partai Islam terbesar di Indonesia.
Hal ini disampaikan Pangi merespon pertemuan antara Fraksi PDIP dan PKB DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa lalu (4/7).
“Bagi PDIP, mendapatkan PKB itu seperti mendapatkan harta karun. Jadi saya pikir wajar PDIP melakukan berbagai cara,” jelas Pangi, Jumat (7/7).
Namun walaupun begitu, Pangi meyakini PKB tidak akan mudah tergiur bergabung dengan PDIP apabila kepentingannya tidak diakomodir. Dalam hal ini, PKB berkepentingan untuk mengusung Cak Imin sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
“PKB memberikan harga mati Cak Imin harus cawapres. Ini yang membuat ruang gerak PDIP agak kesulitan untuk menggandeng PKB,” pungkas Pangi.
Untuk diketahui, sebelumnya Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto menyatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Fraksi PKB DPR membahas Pilpres 2024.
Menurut Bambang, pertemuan tersebut membahas soal rencana kerja sama politik di Pilpres 2024 mendatang.
“Apakah di situ dengan capres dan cawapres dibicarakan, ya dibicarakan. Tapi kan kita semua tahu itu adalah masukan untuk Ibu Ketum, untuk kami sampaikan gitu loh,” kata Bambang.
Adapun PDIP telah menjalin kerja sama politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo. Gerbong PDIP ini sudah bersepakat menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Sementara PKB bermitra dengan Partai Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.