TajukPolitik – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menyayangkan munculnya isu penjegalan terhadap bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan oleh KPK. Hal itu mencerminkan keruhnya situasi di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“KPK justru tercemar dengan nuansa politis dan juga beberapa komisionernya melakukan hal-hal politik,” kata Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Anies akan Diambil KPK? Ini Skenarionya’ Minggu (25/6).
Dedi mencontohkan KPK berupaya membuat Anies Baswedan sebagai tersangka kasus korupsi Formula E. Informasi itu mulai berembus sebelum Anies dideklarasikan Partai NasDem sebagai bacapres pada Oktober 2022.
“Beberapa orang yang terlibat penyidikan justru menjadi korban dalam tanda petik kebengisan atas pemaksaan kehendak penetapan tersangka Anies,” ujar dia.
Menurut Dedi, hal itu berkaitan dengan elektabilitas dan popularitas Anies yang meningkat di sejumlah hasil survei. Fenomena itu menjadi pemicu rivalitas dan penguasa risih.
“Yang mengarah pada penjegalan bukan saja Formula E ada aktivitas korupsi atau tidak, tapi dari (Partai) Demokrat terganggu dengan PK (peninjauan kembali) Moeldoko (Kepala Staf Presiden),” tutur dia.
Sebelumnya, mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana menyoroti penanganan kasus dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E di KPK. Dia menyebut Anies segera menjadi tersangka dalam kasus tersebut.
Dalam pernyataannya, sejumlah pakar juga meyakini Anies bakal ditersangkakan melalui kasus itu. Menurutnya,KPK bakal dijadikan alat untuk menjegal lawan politik pemerintah.
“Bukan hanya saya, banyak yang sudah menyatakannya. Feri Amsari, Zainal Arifin Mochtar, misalnya, dalam beberapa podcast sudah menyatakan, pentersangkaan adalah salah satu skenario pamungkas Istana untuk menjegal Anies Baswedan menjadi kontestan dalam Pilpres 2024,” kata Denny melalui keterangan tertulis, Rabu (21/6).