Jumat, 22 November, 2024

Akademisi Sebut Angka Golput Tinggi Jika MK Putuskan Sistem Pemilu Tertutup

Tajukpolitik – Akademisi Maksimus Ramses Lalongkoe memprediksi jumlah angka golongan putih (golput) tinggi jika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Pemilu 2024 menggunakan sistem proporsional tertutup atau hanya memilih gambar partai.

Apalagi, kata Maksimus, sesuai hasil survei beberapa Lembaga survei dan riset big data mayoritas masyarakat dan netizen mendukung sistem proporsional terbuka.

“Analisa saya, kalau nanti MK memutuskan Pemilu tahun 2024 menggunakan sistem proporsional tertutup atau hanya pilih gambar partai saja, maka tidak tutup kemungkinan akan memicu tingginya angka golong putih alais tidak ikut memilih. Apalagi kan saat ini sesuai hasil survei beberapa Lembaga survei dan riset big data mayoritas masyarakat dan netizen mendukung sistem proporsional terbuka daripada sistem proporsional tertutup,” ungkap Maksimus, Rabu (31/5).

Menurut dosen komunikasi politik itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah golput pada Pemilu 2019 menurun 40,69% dibandingkan Pemilu 2014 yang mencapai 58,61 juta orang atau 30,22%.

Menurunnya angka golput tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor termasuk sumbangsih sistem pemilu yang bersifat proporsional terbuka.

Ramses menyebut kata Ramses, diberikan ruang yang seluas-luasnya, untuk memilih calon wakil rakyat yang sesuai dengan pilihan hati nuraninya. Sebab rakyat mengetahui siapa calon yang akan dipilih berdasarkan referensi yang diperolehnya.

Sementara, lanjutnya, sistem proporsional tertutup, rakyat tidak diberi ruang untuk memilih calon wakil rakyat yang dikehendaki selain hanya memilih gambar partai.

“Data BPS kita menunjukan, jumlah pemilih golput Pemilu 2019 menurun 40,69% disbanding Pemilu 2014, jumlah pemilih golput mencapai 58,61 juta orang atau 30,22%. Angka golput tersebut menurun tentu tidak lepas dari banyak faktor termasuk sumbangsi sistem pemilu yang bersifat proporsional terbuka, karena rakyat diberikan ruang seluasnya, untuk memilih calon wakil rakyat yang sesuai dengan pilihan hati nuraninya,” ujar Ramses.

Ramses mengatakan dari realitas itu menggambarkan rakyat mendukung penuh sistem pemilu bersifat proporsional terbuka. Namun, jika MK memutuskan sistem tertutup ada kemungkinan rakyat merasa kecewa dan rasa kekecewaan tersebut berimplikasi pada keikutsertaannya dalam memilih.

“Setiap keputusan pasti ada implikasinya, begitupun terkait gonjang-ganjing sistem pemilu kita. Kalau nanti MK memutuskan sistemnya tertutp ada kemungkinan rakyat kecewa dan kekecewaan itu berimplikasi pada keikutsertaannya dalam memilih alias golput,” tutur Ramses.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini