TajukPolitik – Harga telur ayam lokal di Pasar Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), mengalami kenaikan drastis menjadi Rp58 ribu per rak. Adapun satu rak setara dengan telur 30 butir.
Salah seorang peternak ayam di Simpang Empat, Rida Warsa, membenarkan, harga telur naik dari Rp42 ribu per rak menjadi Rp58 ribu per rak. “Harga telur itu bervariasi jika besar harganya Rp58 ribu per rak, jika kecil maka harganya Rp 5 ribu per rak. Tergantung ukurannya,” kata Rida di Pasaman Barat, Provinsi Sumbar, Kamis (25/5).
Menurut Rida, kenaikan harga telur sudah terjadi sejak satu pekan terakhir. Hal itu terjadi karena harga pakan ternak yang melambung. “Biasanya harga pakan ternak hanya Rp530 ribu per karung saat ini naik menjadi Rp580 ribu per karung. Kemudian produksi telur juga menurun,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pasaman Barat, Sri Nanda mengakui, harga telur mengalami kenaikan saat ini. “Penyebabnya belum jelas dan dari hasil di lapangan diduga produksi menurun dan mengenai pakan tidak terlalu naik,” katanya.
Sementara itu, harga kebutuhan pokok lainnya masih stabil dan tidak terjadi kenaikan. Sri memerinci, harga beras jenis sokan masih Rp14 ribu per kilogram (kg), beras solok premium Rp16 ribu per kg, dan gula pasir putih Rp14 ribu per kg. Adapun minyak goreng curah Rp14 ribu per kg, daging sapi lokal Rp 150 ribu per kg, dan cabai merah lokal Rp24 ribu per kg.
Menurut penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengungkapkan, naiknya harga telur belakangan ini karena mahalnya harga pakan ternak.
Maka dari itu, pemerintah perlu merelaksasi impor jagung untuk menstabilkan harga telur.
“Relaksasi impor diperlukan untuk merespons kebutuhan jagung untuk pakan ternak karena pasokan domestik belum mencukupi kebutuhan ini. Sayangnya impor jagung pakan ternak masih restriktif karena hanya terbuka untuk BUMN dengan API-U,” ujar Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi belum lama ini.
Dia memaparkan, data Kementerian Perdagangan pada 2023 menunjukkan, ada kenaikan harga jagung yang signifikan di tingkat petani sejak awal tahun 2023.
Antara Januari dan Februari 2023, harga jagung di tingkat petani meningkat sebesar 45,57 persen dari Rp4.049 per kilogram menjadi Rp5.894 per kilogram.
“Harga tersebut semakin meningkat pada Maret 2023 mencapai Rp 6.008 per kilogram. Apalagi, harga jagung terbaru untuk peternak sudah melebihi Harga Acuan (HAP) Rp 5.000 per kilogram seperti yang ditunjukkan Peraturan Badan Pangan Nasional No.5/2022,” terang Azizah.
Selain itu, lanjutnya, biaya transaksi yang tinggi yang harus ditanggung industri pemakai (peternak dan pabrik pakan) turut mempengaruhi harga jagung.