TajukPolitik – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti bakal calon presiden atau bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan yang memberikan kritik terkait kebijakan subsidi mobil listrik di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Hal ini ditanggapi Rocky Gerung dalam tayangan Channel YouTube pribadi miliknya. Dalam tayangan tersebut, Rocky Gerung memberikan pujian bahwa Anies Baswedan berani masuk ke ranah kebijakan publik untuk berdebat soal gagasan.
Rocky Gerung pun menilai bahwa energi listrik yang dihasilkan untuk bahan bakar mobil listrik berasal dari batu bara, maka udara tetap kotor.
“Kalau misalnya mobil listrik itu diproduksi dengan batu bara untuk dapat listriknya, tetap juga udara kotor,” ungkap Rocky Gerung dikutip tajukpolitik dari Channel YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (12/5).
Lanjut Rocky Gerung, energi listrik yang didapatkan dengan cara seperti itu juga memicu keprihatinan komunitas energi global karena sumbernya masih berasal dari sumber fosil. Hal ini yang menimbulkan rasa prihatin komunitas energi global.
“Itu juga kira-kira yang juga jadi keprihatinan komunitas energi global yang menganggap bahwa semua sumber energi terbarukan kalau dia berasal dari sumber-sumber fosil yang sebetulnya produktif itu juga akan di-banned di dalam perdagangan dunia,” tutur Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung pun mengatakan bahwa Anies yang memberikan kritikan itu merupakan hal bagus dan bisa dijadikan acuan untuk mengukur kualitas calon presiden.
“Betul bagus bahwa semua ide yang menyangkut public policy dipercakapkan entah calon presiden dengan publiknya, calon presiden dengan presiden yang ada sekarang, petahana,” jelas Rocky Gerung
“Jadi percakapan itu memungkinkan kita melihat kualitas calon presiden berikut,” tandasnya.
Sementara itu pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio melihat kritik Anies terhadap subsidi mobil listrik sebagai inisiasi debat publik yang ideal dan substansial, yang perlu digelar serta menghadirkan para capres menjelang Pilpres 2024.
Hendri juga menyebut kritik itu sebagai mekanisme kontrol publik terhadap kebijakan pemangku kebijakan supaya berjalan akuntabel dan kredibel.
“Saya sepakat dan cocok dengan inisiatif tersebut. Jangan dilihat semata sebagai kritik atau serangan politik, tapi harus dipandang bahwa ada cara yang intelek dalam menyampaikan kontrol terhadap akuntabilitas serta kredibilitas setiap kebijakan pemerintah, yakni melalui debat publik yang substansial,” ungkap Hendri saat dihubungi Rabu (10/5).
Terkait argumentasi Anies yang menyebut bahwa subsidi kurang tepat karena justru menyubsidi kalangan yang tidak butuh disubsidi, Hendri berpendapat memang subsidi seharusnya lebih banyak diberikan kepada kendaraan transportasi publik yang juga berbasis listrik.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menggelontorkan jatah subsidi mobil listrik pribadi untuk 35.900 unit, sepeda motor listrik hingga 200 ribu unit, sementara untuk bus listrik hanya terjatah 138 unit.