Kamis, 13 Maret, 2025

Ogah Jadi Pasangan Duet, Prabowo Pilih Duel Lawan Ganjar

TajukPolitik – Partai Gerindra sejak awal bercita-cita menjadikan Prabowo Subianto menjadi Presiden Republik Indonesia. Hampir tidak mungkin Prabowo mau menerima tawaran duet bersama Ganjar Pranowo apalagi cuma sebagai cawapres.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA, mengenai dinamika politik tanah air setelah pengusungan Ganjar sebagai bakal capres dari PDI Perjuangan, Rabu (26/4).

Anas menyebutkan, saat ini elektabilitas Prabowo dan Ganjar saling salip-menyalip berdasarkan berbagai lembaga survei. Sehingga, bukan tidak mungkin keduanya tidak akan memilih untuk berduet di Pilpres 2024.

Apalagi, masing-masing partai politik pendukung Ganjar dan Prabowo sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Dirinya menyimpulkan bahwa Prabowo ogah duet bareng dan memilih duel lawan Ganjar Pranowo.

“Dengan demikian, Prabowo Subianto lebih besar peluang berduel daripada berduet dengan Ganjar Pranowo,” tegas Anas.

Prabowo sebelumnya juga sudah menyiratkan ketidaksetujuannya untuk menjadi wakil presiden. Sinyal tersebut terlihat saat Menteri Pertahanan RI ini menyambangi Presiden Joko Widodo di Solo.

“Kan beliau (Ganjar) sudah dicalonkan sebagai presiden. Partai saya mencalonkan saya sebagai presiden juga. Dan partai saya agak kuat juga sekarang,” kata Prabowo di Solo, Sabtu (22/4).

Presiden Joko Widodo disebut-sebut ingin menduetkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai Capres dan Cawapres 2024. Hal ini menyusul ditetapkannya Ganjar sebagai Capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Karena posisi Ganjar sudah jelas sebagai capres dan didukung juga oleh Jokowi, maka dukungan Jokowi terhadap Prabowo menurut saya adalah upaya untuk mengajak Prabowo jadi pasangan Ganjar sebagai cawapres,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan saat dihubungi, Senin (24/4).

Menurut Djayadi, upaya Jokowi untuk menggaet Prabowo sudah terlihat selama lima bulan terakhir. Jokowi seolah meng-endorse Prabowo melalui keakraban keduanya dalam komunikasi yang intens saat pertemuan-pertemuan terakhir.

Sehingga elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu tampak meningkat dalam kurun belakangan.

Diperkirakan tadinya Prabowo potensial menjadi capres, tetapi kalau melihat situasi sekarang tidak mungkin Jokowi sebagai kader PDIP dan dia sudah menyatakan dukungan yang tegas soal Ganjar sebagai capres di pengumuman,” jelas Djayadi.

Dia menambahkan, Jokowi tampak seperti sosok yang akan menjadi perantara untuk menjembatani rencana koalisi partai-partai dalam pengusungan capres-cawapres. Sehingga kans antara Ganjar-Prabowo menjadi pasangan di pilpres mendatang terbuka lebar.

“Soal diterima atau tidak itu kan soal perkembangan dinamika politik ke depannya. Jadi kalau kita bicara soal apakah ada kans Prabowo jadi cawapres Ganjar, ada kans nya. Tergantung apakah Jokowi bisa meyakinkan Pak Prabowo soal itu. Dan tentu nanti akan tergantung kepada bagaimana perjanjian antara Prabowo dengan Ganjar dan PDIP,” pungkas Djayadi.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini