TajukPolitik – Rocky Gerung menyoroti PDIP yang mengeluarkan sikap tegas menolak Tim Nasional (Timnas) sepakbola Israel yang akan bertanding di Indonesia pada Piala Dunia U-20.
Menurut Rocky, kontroversi mengenai Timnas Israel oleh kalangan politisi lebih kepada keuntungan politis saja dalam mendulang suara.
“Saya melihat perselisihan ini lebih banyak dimaksudkan untuk mencari Political Gain, bukan isu politiknya tetapi mencari keuntungan politik dengan mengomentari,” jelas Rocky di kanal Youtube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN) dikutip Rabu (29/3).
Khusus PDIP, Rocky blak-blakan mengkritisi alasan Megawati dan PDIP menolak timnas Israel dengan dalih ajaran seorang Soekarno
Menurut Rocky, PDIP gagal memahami ajaran seorang bung Karno dan menganggap sikap Soekarno sendiri terhadap Israel tak ada kaitannya dengan Sepak Bola.
“Kalau PDIP pakai argumen ajaran Soekarno, apa ajaran bung Karno? Ajaran bung Karno anti imperialisme bukan anti sepakbola, kan ini juga timnas usia muda yang mereka ini ajaib bangat ditolak padahal kami pemenang (lolos),” jelas Rocky Gerung.
Dirinya menyentil Ali Mochtar Ngabalin yang mendukung kedatangan Timnas Israel di Indonesia sebagai kontestan Piala Dunia U-20.
Pandangan Ngabalin berbeda dengan kebanyakan orang, dia justru menilai antara politik dan olahraga mesti dipisahkan.
“Kasian Ngabalin. Dalam ocehannya menerima Israel di U-20 World Cup,” ujar Rocky Gerung dalam keterangannya (27/3).
Disinggung Rocky Gerung, Menko Polhukam Mahfud MD pun telah menegaskan Indonesia tidak akan berdiplomasi dengan Israel. Begitu pun dengan Partai pendukung Pemerintah.
“Sementara Menko maupun partai pendukung pemerintah (PDIP) menolak eksistensi Israel. Ngabalin nantang pemerintah,” lanjutnya.
Sebelumnya, Ngabalin menyebut, apa yang dilakukan massa alumni 212 dengan berdemo menolak tim nasional sepak bola Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia merupakan sesuatu yang keliru.
Menurut Ngabalin, Israel beberapa kali melakukan kunjungan atau pertandingan di kejuaraan internasional yang diadakan di Indonesia. Namun, tak ada penolakan atau demonstrasi saat itu.
“Kenapa kemarin di IPU, Inter-Parliamentary Union, itu utusan ofisial Israel datang di Bali, kemudian mereka main tanding kejuaraan nasional di Senayan, kemudian panjat tebing, kemudian tanding sepeda dan lain-lain sebagainya itu. Tidak ada riak-riaknya,” kata Ngabalin.
Ngabalin pun meminta agar urusan olahraga dan politik tidak disangkutpautkan.
“Jadi kita bisa bebas aktif, tapi kalau dalam urusan-urusan sport itu bagaimana mungkin bisa kita kaitkan urusan-urusan politik,” katanya.
Menurutnya, Indonesia hanya sebatas menjadi tuan rumah. Soal siapa yang berlaga dan lolos di kejuaraan, Ngabali mengatakan itu bukan tanggung jawab dan wewenang dari Indonesia.